Tuesday, December 29, 2009

TV-kah Pendidik Anak-anak Kita di Rumah?

Diposkan oleh ummina daffawwaz di 1:51 PM
Suatu ketika ada sebuah Konferensi Pendidikan untuk Para orang tua dan guru yang berlangsung di New York, Hadir pada Konfrensi itu seorang Pembicara yang luar biasa dan paling penduli akan pendidikan anak-anak disana. Pada pembukaan ceramahnya dia bertanya pada para peserta; begini kira-kira; wahai para orang tua dan pendidik siapakah dari anda semua yang marasa menjadi ibu kandung dari anak-anak anda....? hampir seluruh peserta mengangkat tangannya. Lalu si pembicara itu bertanya lagi setelah anak kita mulai bertambah usia siapakah menurut anda orang yang paling banyak berpengaruh membentuk prilakunya...? kemudian forumpun mulai terlihat bingung, tidak banyak yang mengangkat tangan; ada sebagian lagi yang terlihat ragu-ragu dan lebih banyak yang memilih untuk diam.

Yah begitulah nasib anak-anak kita saat ini; hampir bisa dipastikan ibu yang mengandung anak kita adalah kita sendiri; tapi ibu yang telah mendidik anak kita banyak sekali; dan tahukah anda siapakah ibu yang paling besar pengaruhnya dalam mendidik moral anak kita, ibu yang paling konsisten, tidak pernah absen dan selalu hadir tepat watktu; setia menemani hampir 24 jam sehari kapanpun diminta...? Tiba-tiba semua peserta menjadi terdiam; ruangan besar yang berisikan lebih dari 500 orang peserta itu tiba-tiba berubah menjadi sunyi senyap.... Siapakah gerangan ibu itu pikir semua peserta..

Yah....kembali dengan suara menggelegar si pembicara berucap dialah seorang ibu yang bernama Televisi. Kita mungkin tidak bisa konsisten tapi program-program TV selalu konsisten dan hadir tepat waktu, kita mungkin lupa mengkonfirmasikan pada anak kita bahwa hari ini kita akan pulang terlambat, tapi TV tidak pernah lupa untuk mengkonfirmasikan pada anak kita apa bila ada perubahan jam tayang. Kita mungkin pergi sebelum matahari terbit dan tiba setelah matahari terbenam; dan sulit sekali diminta wakktunya untuk menemani anak kita barang 5 menit saja; tapi tidak dengan ibu kedua anak kita yang bernama televisi; dia dengan berbagai macam acaranya selalu setia menemani anak kita; kapanpun diminta.

Jadi janganlah kita kaget bila tiba-tiba prilaku anak kita berubah; kita juga jangan kaget bila tiba-tiba muncul banyak pertanyaan-pertanyaan aneh dari anak kita; dan kita mestinya tidak perlu marah mana kala tiba-tiba anak kita mulai melawan dan berprilaku buruk; ya karena kita telah membiarkan setiap hari anak kita dididik oleh ibu keduanya yang bernama televisi tadi.

Para orang tua yang berbahagia....., Sungguh pidato dari sang pembicara ini begitu menggetarkan hati para peserta seisi ruangan; isi pidato ini telah menyadarkan sebagian besar para pendidik dan orang tua yang hadir pada saat itu, betapa selama ini kita telah melepaskan masa-masa emas pembentukan moral anak kita pada orang lain, pada lingkungan dan pada ibu kedua yang bernama Televisi.

Para orang tua dan guru yang tercinta...., Pidato yang luar biasa ini ternyata telah menginspirasi hampir 40% orang Amerika untuk mengganti Televisi mereka dirumah dengan program-program yang lebih mendidik dan kreatif bagi perkembangan mental anak-anak mereka. Bahkan ada sebagian dari mereka yang memutuskan untuk tidak memiliki televisi dirumah...ya..... The Association of Parent with no TV at Home.

Mari kita resapi dan renungkan dalam-dalam isi pidato dan kisah ini; semoga hal ini juga bisa mengispirasi para orang tua dan pendidik diseluruh tanah air tercinta ini. Akankah masa-masa emas pembentukan moral anak-anak kita, akan kita biarkan dirusak begitu saja oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab......! (dikutip dari http://ayahkita.blogspot.com/2009/09/siapakah-ibu-ke-2-yang-mendidik-anak.html)

Alhamdulillah ... kami telah meniadakan program televisi di rumah kami.

Bagaimana kami berpisah dengan TV?

Semula kami adalah penonton TV sebagaimana keluarga lain pada umumnya. Kami melihat bahwa tayangan TV semakin tidak terkendali dan kami menganggap bahwa kami bukanlah orang tua yang mampu melawan arus informasi TV tersebut.

Kemudian kami memutuskan langkah-langkah untuk membatasi eksposure keluarga kami dari tayangan TV.
  • Awalnya kami coba dengan membatasi jumlah tayangan TV yang kami tonton setiap hari. Setiap anggota keluarga hanya boleh menonton 2 program TV setiap hari.
  • Fase berikutnya adalah kami membatasi dari sisi waktu. TV hanya boleh menyala pada hari Sabtu dan Minggu. Itu pun dengan pilihan program yang terbatas pada tayangan berita dan program anak-anak.
  • Akhirnya kami benar-benar harus berkata "Selamat Tinggal" kepada TV.
Memang, ada banyak kenalan yang mempertanyakan keputusan ini. Yang mereka pertanyakan biasanya adalah : apa nggak sepi? apa alternatif hiburan buat anak-anak? apa anak-anak nggak protes?

Saya tidak segera menjawab pertanyaan mereka. Saya hanya menyuruh mereka memperhatikan anak-anak saya atau menanyakan langsung ke anak-anak saya mengenai hal tersebut.

Lihatlah ... anak-anak saya tetap tumbuh normal dan bahagia tanpa TV. Soal hiburan, sebenarnya hiburan itu banyak dan tidak hanya terbatas pada tontonan saja.

Kami mengganti tontonan TV dengan kegiatan-kegiatan lain yang tetap membuat anak-anak merasa fun seperti:
  1. Kegiatan outdoor : bersepeda, main layangan, merawat tanaman, mandi hujan
  2. Kegiatan indoor : bermain game edukasi, menggambar, menonton VCD terseleksi, membaca, mewarnai, memasak, mendengarkan murattal, membantu pekerjaan rumah tangga sederhana
O,ya berikut beberapa game edukasi yang saya rekomendasikan:
- Seri Bebi
- Seri Ruru
- Seri Magic Shool Bus
- Seri Anak Mandiri
- Seri Akal
- Dll

Bagaimana dengan Anda?

0 komentar:

 

sanifamily Copyright © 2009 Designed by Ipietoon Sponsored by Emocutez